DPK GMNI Kampus Putih STKIP-STAIS gelar Deklarasi Musyawarah Komisat

LPM Renaissance - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Kampus Putih STKIP-STAIS gelar kegiatan Deklarasi dan Musyawarah Komisariat (Muskom) dengan tema "Semangat kebersamaan menciptakan kader GMNI yang berkemajuan", Minggu (28/11/2021).

Pada Muskom tahun ini berbeda dengan yang sebelumnya dikarenakan pada Muskom kali ini disertai dengan deklarasi perubahan nama komisariat menjadi DPK GMNI STKIP Pangeran Dharma Kusuma.

Momentum kali ini turut dihadiri oleh 40 peserta, terdiri dari anggota dan kader GMNI mahasiswa STKIP Pangeran Dharma Kusuma, Ketua umum Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Indramayu, bung Riyanto, Sugiyanto Bendahara umum DPC GMNI Indramayu, serta civitas akademika.

Dalam sambutannya, Eri Irawan selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa Muskom merupakan agenda tahunan untuk meregenerasi kepengurusan agar menjadi lebih baik lagi, pada Muskom ini akan diadakan deklarasi perubahan nama, yang sebelumnya DPK GmnI Kampus Putih STKIP-STAIS menjadi DPK GMNI STKIP Padhaku.

"Harapan kami dengan meregenerasi kepengurusan semoga lebih baik, semakin maju, semakin dicintai masyarakat dengan semangat nasionalisme, pada Muskom ini akan diadakan deklarasi perubahan nama, yang sebelumnya DPK GmnI Kampus Putih STKIP-STAIS menjadi DPK GmnI STKIP Padhaku".

Ketua DPK GmnI Kampus Putih STKIP-STAIS, Arisman menyampaikan bahwa kita harus mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman.

"Kita tarik dari pada sejarah dunia khususnya dunia kewirausahaan, Nokia jika tidak mampu beradaptasi masa pada saat ini maka Nokia itu hancur, begitupun pada saat ini jika aplikasi WhatsApp tidak mampu beradaptasi maka WhatsApp diganti dengan Meta, dan apabila kampus tidak mampu beradaptasi dengan mahasiwanya siap tidak siap kampus kita ini tidak alergi dengan perubahan".

Perwakilan Civitas Akademika, Akhmad Rifai menyampaikan beberapa poin dalam sambutannya, pertama kader GMNI harus mampu beradaptasi di era disrupsi yaitu dengan cara berpikir kritis, kreatif, inovasi, komunikatif, dan berkolaborasi. Kedua, pastikan dikampus ini tidak ada mahasiswa yang berafiliasi dengan islam transnasional, ketiga, mengapresiasi mahasiswa yang berproses di organisasi ektra kampus.

"Saya sangat mengapresiasi kepada bung dan sarinah yang sedang atau telah berproses di organisasi ekstra, karena ketika mahasiswa hanya aktif di kelas, maka kecil kemungkinannya untuk menjadi mahasiswa yang paripurna, mahasiswa yang paripurna adalah mereka yang mampu menyeimbangkan antara organisasi dan kelasnya, karena di dalam kelas hanya belajar materi dan teori konvensional tidak diajarkan ketajaman intelektual dan kepedulian sosial, hal ini yang hanya bisa didapatkan dari organisasi ekstra, dan harapan saya hasil dari proses itu mampu berkontribusi untuk kemajuan kampus. Pungkasnya.

Pewarta : Muhamad Salim

Post a Comment

أحدث أقدم